Rendang langit Mu'tah,
memayungi bayu yang hembusnya kian kencang,
menghayun dada yang resahnya kian goncang.
Redup langit Mu'tah,
masihkah menyimpan semangat
Jaafar Abi Talib, Zaid Harithah, Abdullah bin Rawahah?
Bersama gugurnya mujahid musafir,
masih terhunjamkah azam juang?
Seiring semadinya syuhada' padang pasir,
siapa lagi sudi - juang ke akhir mati?
Terdampar sepi dataran Mu'tah,
sesepi, sesunyi itukah?
...keping keping hati ummat jelata.
...
Bila hak dirampas,
saksama dilontar, adil dilempar.
Tika 'dada' diinjak dionak,
Nafas yang ribut songsang, sudikah dilindungi?
Tika 'paha' dikelar dicalar,
Siapa yang bergelut mem'balut'?
Tika 'wajah' dirobek semboyan kehancuran,
Siapa peduli,
...sedang sibuk menyolek 'wajah' sendiri.
Hanya RABB pembela abadi.
Ampunkan RABB,
aku hanya mendamping doaku,
setiap sujud kepadaMU.
Hembus sayu kian mampir,
Hayun resah kian hampir,
Belum bangunkah juang di hati ini?
Hany FF
25 November 2002
Mu'tah - KL
~~~catatan pd 25 Nov 2002 ini, sekali lagi menjadi teman...di saat huru-hara ditimbulkan oleh pihak 'musuh' kpd wilayah Islam, saudara kita. Mu'tah hanya sebagai satu simbol...simbol kemenangan umat Islam...satu ketika dahulu. Untuk renungan kita semua............................
No comments:
Post a Comment